Dr. Wahidin Soedirohusodo (1857-1917) adalah seorang tokoh cendikiawan lulusan sekolah dasar dokter Jawa bernama STOVIA (School tot Opleiding voor Inlandsche Arsten) yang sangat peduli atas nasib bangsanya. Kondisi bangsa Indonesia, terutama rendahnya pendidikan, membuat Dr. Wahidin Soedirohusodo merasa bertanggung jawab untuk memperbaikinya. Pada tahun 1907 Dr. Wahidin Soedirohusodo memutuskan untuk berkeliling pulau Jawa mengkampanyekan peningkatan martabat dan kehormatan rakyat. Peningkatan ini akan diwujudkan dengan mengadakan himpunan dana pendidikan.
Pendiri Budi Utomo (20 Mei 1908) - Dr Soetomo |
Namun ternyata, usaha tersebut tidak begitu membuahkan hasil. Pada akhir tahun 1907, Dr. Wahidin Soedirohusodo bertemu dengan Soetomo, seorang pemuda yang merupakan siswa STOVIA. Perbincangan tentang kondisi nasib rakyat Indonesia kemudian mengugah Soetomo untuk mendiskusikan hal tersebut dengan teman-temannya. Melalui diskusi dan perbincangan yang berkelanjutan inilah mereka sepakat mendirikan perkumpulan yang bergerak memperhatikan nasib kehidupan bangsa terutama dalam hal pendidikan. Organisasi perkumpulan tersebut dinamakan Budi Utomo.
DAFTAR ISI
1. LAHIRNYA ORGANISASI BUDI UTOMO DI INDONESIA
2. LATAR BELAKANG BERDIRINYA ORGANISASI BUDI UTOMO
3. TUJUAN BERDIRINYA ORGANISASI BUDI UTOMO DI INDONESIA
4. KEGIATAN ORGANISASI BUDI UTOMO
5. PENYEBAB KETIDAKHADIRAN ORAGANISASI BUDI UTOMO
6. PENYEBAB BERAKHIRNYA ORGANISASI BUDI UTOMO DI INDONESIA
LAHIRNYA ORGANISASI BUDI UTOMO DI INDONESIA
Budi Utomo merupakan sebuah organisasi pelajar yang didirikan oleh Dr.Sutomo dan para mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding voor Inlandsche Arsten) yaitu Goenawan, Dr.Cipto Mangoenkeosoemo dan Soeraji serta R.T Ario Tirtokusumo, yang didirikan di Jakarta pada 20 Mei 1908. Organisasi ini bersifat sosial, ekonomi, kebudayaan serta tidak bersifat politik.
Berdirinya Budi Utomo tak bisa lepas dari peran Dr. Wahidin Sudirohusodo. Walaupun bukan pendiri Budi Utomo, namun beliaulah yang telah menginspirasi Dr.Sutomo dan kawan-kawan untuk mendirikan organisasi pergerakan nasional ini.
Dr.Wahidin Sudirohusodo sendiri adalah seorang alumni STOVIA yang sering berkeliling di kota-kota besar di Pulau Jawa untuk mengkampanyekan gagasannya mengenai bantuan dana bagi pelajar-pelajar pribumi berprestasi yang tidak mampu melanjutkan sekolah. Gagasan ini akhirnya beliau kemukakan kepada pelajar-pelajar STOVIA di Jakarta, dan ternyata mereka menyambut baik gagasan mengenai organisasi tersebut dan dari sinilah awal perkembangan menuju keharmonisan bagi orang Jawa dan Madura.
Kebangkitan nasional adalah masa dimana bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan republik Indonesia. Bangkitnya nasionalisme di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari bangkitnya nasionalisme di Asia yang ditandai adanya kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun 1905.
Sebab-sebab bangkitnya nasionalisme di Indonesia dan tumbuhnya pergerakan nasional Indonesia itu, tidak hanya dipengaruhi adanya pengaruh dari luar Indonesia saja. Namun reaksi pada masa sebelum tahun 1905 yang pernah dicetuskan dengan adanya perlawanan senjata di berbagai daerah, seperti perlawanan Pattimura, Diponegoro, Si Singamangaraja serta Hassanudin. Hal ini telah membuktikan nyata adanya semangat nasionalisme telah lam bergejolak pada adda bangsa Indonesia sebagai reaksi terhadap penderitaan lahir dan batin akibat kolonialisme.
Penderitaan lahir batin yang tak tertahankan lagi ditambah pengaruh kejadian-kejadian didalam maupun diluar tanah air yang merupakan dorongan yang mempercepat lahirnya pergerakan nasional dan titik berangkat lahirnya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 sebagai organisasi pelajar guna memajukan kepentingan-kepentingan priyayi rendah, dimana jangkauan geraknya terbatas pada penduduk Pulau Jawa dan Madura. (M.C.Ricklefs : 1998 : 249)
Budi utomo sebagai organisasi pelajar yang baru muncul ini, secara samar-samar merumuskan tujuannya untuk kemajuan Hindia, dimana yang jangkauan gerak semulanya hanya terbatas pada Pulau Jawa dan Madura yang kemudian diperluas untuk penduduk Hindia seluruhnya dengan tidak memperhatikan perbedaan keturunan, jenis kelamin dan agama.
Namun dalam perkembangannya terdapat perdebatan mengenai tujuan Budi Utomo, dimana Dr.Cipto Mangunkusumo yang bercorak politik dan radikal, Dr.Radjiman Wedyodiningrat yang cenderung kurang memperhatikan keduniawian serta Tirtokusumo (Bupati Karanganyar) yang lebih banyak memperhatikan reaksi dari pemerintah kolonial dari pada memperhatikan reaksi dari penduduk pribumi. Setelah perdebatan yang panjang, maka diputuskan bahwa jangkauan gerak Budi Utomo hanya terbatas pada penduduk Jawa dan Madura dan tidak akan melibatkan diri dalam kegiatan politik. Bidang kegiatan yang dipilihnya pendidikan dan budaya.
Pengetahuan bahasa Belanda mendapat prioritas utama, karena tanpa bahasa itu seseorang tidak dapat mengharapakan kedudukan yang layak dalam jenjang kepegawaian kolonial. Dengan demikian Budi Utomo cenderung untuk memejukan pendidikan bagi golongan priyayi dari pada bagi penduduk pribumi pada umumnya. Slogan Budi Utomo berubah dari perjuangan untuk mempertahnkan penghidupan menjadi kemajuan secara serasi. Hal ini menunjukkan pengaruh golongan tua yang moderat dan golongan priyayi yang lebih mengutamakan jabatannya. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto : 1984 : 178)
Tahun 1908
Pada awalnya, Budi Utomo ditolak oleh sebagian besar golongan kaum priyayi atau bangsawan. Hal ini dikarenakan kaum priyayi pendukung birokrasi dari golongan ningrat tidak senang terhadap gerakan yang mengancam kedudukan kaum bangsawan yang menjadi penguasa dalam birokrasi.
Kaum priyayi pendukung birokrasi berpikir bahwa organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo akan menghambat atau bahkan mengganggu kepentingan mereka. Organisasi seperti Budi Utomo dianggap akan membentuk penggerak-penggerak yang nantinya akan melakukan perubahan terhadap struktur sosial yang telah ada.
Para penggerak ini akan menjadi kaum terpelajar yang akan mengurangi ruang lingkup kekuasaan tunggal birokrasi. Meskipun kaum terpelajar pada masa awal pergerakan nasional masih didominasi oleh kaum bangsawan, namun tidak menutup kemungkinan Budi Utomo dapat membahayakan kedudukan kaum penguasa terkait status sosialnya.
Tetapi kemudian Budi Utomo memperoleh dukungan tanpa syarat dari kalangan cendikiawan atau kaum intelek Jawa yang peduli terhadap pendidikan bangsa. Menyikapi hal ini, para pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam Budi Utomo memberi kesempatan kepada golongan tua kaum cendikiawan untuk memegang jabatan penting bagi pergerakan ini. Buktinya adalah pada kongres pertama Budi Utomo (5 Oktober 1908) yang diadakan di Yogyakarta sepakat menentukan pengurus besar organisasi berasal dari golongan tua. Sehingga apabila dijabarkan, pengurus besar organisasi antara lain:
Berdirinya Budi Utomo tak bisa lepas dari peran Dr. Wahidin Sudirohusodo. Walaupun bukan pendiri Budi Utomo, namun beliaulah yang telah menginspirasi Dr.Sutomo dan kawan-kawan untuk mendirikan organisasi pergerakan nasional ini.
Dr.Wahidin Sudirohusodo sendiri adalah seorang alumni STOVIA yang sering berkeliling di kota-kota besar di Pulau Jawa untuk mengkampanyekan gagasannya mengenai bantuan dana bagi pelajar-pelajar pribumi berprestasi yang tidak mampu melanjutkan sekolah. Gagasan ini akhirnya beliau kemukakan kepada pelajar-pelajar STOVIA di Jakarta, dan ternyata mereka menyambut baik gagasan mengenai organisasi tersebut dan dari sinilah awal perkembangan menuju keharmonisan bagi orang Jawa dan Madura.
LATAR BELAKANG BERDIRINYA ORGANISASI BUDI UTOMO
Kebangkitan nasional adalah masa dimana bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan republik Indonesia. Bangkitnya nasionalisme di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari bangkitnya nasionalisme di Asia yang ditandai adanya kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun 1905.
Sebab-sebab bangkitnya nasionalisme di Indonesia dan tumbuhnya pergerakan nasional Indonesia itu, tidak hanya dipengaruhi adanya pengaruh dari luar Indonesia saja. Namun reaksi pada masa sebelum tahun 1905 yang pernah dicetuskan dengan adanya perlawanan senjata di berbagai daerah, seperti perlawanan Pattimura, Diponegoro, Si Singamangaraja serta Hassanudin. Hal ini telah membuktikan nyata adanya semangat nasionalisme telah lam bergejolak pada adda bangsa Indonesia sebagai reaksi terhadap penderitaan lahir dan batin akibat kolonialisme.
Penderitaan lahir batin yang tak tertahankan lagi ditambah pengaruh kejadian-kejadian didalam maupun diluar tanah air yang merupakan dorongan yang mempercepat lahirnya pergerakan nasional dan titik berangkat lahirnya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 sebagai organisasi pelajar guna memajukan kepentingan-kepentingan priyayi rendah, dimana jangkauan geraknya terbatas pada penduduk Pulau Jawa dan Madura. (M.C.Ricklefs : 1998 : 249)
TUJUAN BERDIRINYA ORGANISASI BUDI UTOMO DI INDONESIA
Budi utomo sebagai organisasi pelajar yang baru muncul ini, secara samar-samar merumuskan tujuannya untuk kemajuan Hindia, dimana yang jangkauan gerak semulanya hanya terbatas pada Pulau Jawa dan Madura yang kemudian diperluas untuk penduduk Hindia seluruhnya dengan tidak memperhatikan perbedaan keturunan, jenis kelamin dan agama.
Namun dalam perkembangannya terdapat perdebatan mengenai tujuan Budi Utomo, dimana Dr.Cipto Mangunkusumo yang bercorak politik dan radikal, Dr.Radjiman Wedyodiningrat yang cenderung kurang memperhatikan keduniawian serta Tirtokusumo (Bupati Karanganyar) yang lebih banyak memperhatikan reaksi dari pemerintah kolonial dari pada memperhatikan reaksi dari penduduk pribumi. Setelah perdebatan yang panjang, maka diputuskan bahwa jangkauan gerak Budi Utomo hanya terbatas pada penduduk Jawa dan Madura dan tidak akan melibatkan diri dalam kegiatan politik. Bidang kegiatan yang dipilihnya pendidikan dan budaya.
Pengetahuan bahasa Belanda mendapat prioritas utama, karena tanpa bahasa itu seseorang tidak dapat mengharapakan kedudukan yang layak dalam jenjang kepegawaian kolonial. Dengan demikian Budi Utomo cenderung untuk memejukan pendidikan bagi golongan priyayi dari pada bagi penduduk pribumi pada umumnya. Slogan Budi Utomo berubah dari perjuangan untuk mempertahnkan penghidupan menjadi kemajuan secara serasi. Hal ini menunjukkan pengaruh golongan tua yang moderat dan golongan priyayi yang lebih mengutamakan jabatannya. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto : 1984 : 178)
KEGIATAN ORGANISASI BUDI UTOMO
Tahun 1908
Pada awalnya, Budi Utomo ditolak oleh sebagian besar golongan kaum priyayi atau bangsawan. Hal ini dikarenakan kaum priyayi pendukung birokrasi dari golongan ningrat tidak senang terhadap gerakan yang mengancam kedudukan kaum bangsawan yang menjadi penguasa dalam birokrasi.
Kaum priyayi pendukung birokrasi berpikir bahwa organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo akan menghambat atau bahkan mengganggu kepentingan mereka. Organisasi seperti Budi Utomo dianggap akan membentuk penggerak-penggerak yang nantinya akan melakukan perubahan terhadap struktur sosial yang telah ada.
Para penggerak ini akan menjadi kaum terpelajar yang akan mengurangi ruang lingkup kekuasaan tunggal birokrasi. Meskipun kaum terpelajar pada masa awal pergerakan nasional masih didominasi oleh kaum bangsawan, namun tidak menutup kemungkinan Budi Utomo dapat membahayakan kedudukan kaum penguasa terkait status sosialnya.
Tetapi kemudian Budi Utomo memperoleh dukungan tanpa syarat dari kalangan cendikiawan atau kaum intelek Jawa yang peduli terhadap pendidikan bangsa. Menyikapi hal ini, para pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam Budi Utomo memberi kesempatan kepada golongan tua kaum cendikiawan untuk memegang jabatan penting bagi pergerakan ini. Buktinya adalah pada kongres pertama Budi Utomo (5 Oktober 1908) yang diadakan di Yogyakarta sepakat menentukan pengurus besar organisasi berasal dari golongan tua. Sehingga apabila dijabarkan, pengurus besar organisasi antara lain:
- R.T. Tirtokusumo, Bupati Karanganyar, sebagai ketua Pengurus Besar.
- Anggota Pengurus Besar didominasi oleh para pegawai maupun para mantan pegawai yang bekerja di pemerintahan.
- Pengurus organisasi adalah dewan pimpinan yang merupakan para pejabat generasi tua. Mereka adalah para pemerhati pendidikan.
Penetapan pusat organisasi Budi Utomo adalah Yogyakarta. Kongres Budi Utomo pertama ini berhasil mencapai kesepakatan tentang tujuan organisasi, yaitu untuk mewujudkan cita-cita memajukan bangsa dan negara yang harmonis, hal utamanya adalah bidang pengajaran, pertanian, peternakan dan dagang, teknik, industri dan kebudayaan.
Terjadi perbedaan pendapat dalam kongres pertama itu. Perbedaan itu disebabkan oleh adanya kelompok minoritas pimpinan dr. Cipto Mangunkusumo. Kelompok minoritas ini bermaksud dan berkeinginan memperjuangan Budi Utomo agar menjadi partai politik yang nantinya bermanfaat untuk mengangkat rakyat secara umum, tidak terbatas hanya pada kaum bangsawan. Mereka juga menginginkan agar pergerakan Budi Utomo tidak sebatas di Jawa dan Madura, namun cakupannya menyeluruh ke seluruh Nusantara. Namun, pendapat dr. Cipto Mangunkusumo tidak berhasil mendapat dukungan. Pada akhirnya, tahun 1909, dr. Ciptomangunkusumo mengundurkan diri dari Budi Utomo.
Kaum priyayi |
Tahun 1924
Soetomo merasa tidak puas dengan Budi Utomo. Penyebab ketidakpuasan itu adalah seiring berjalannya waktu asas kebangsaan Jawa pada Budi Utomo sudah tidak sejalan lagi dengan asas kebangsaan yang sifatnya nasionalis. Soetomo kemudian mendirikan Indonesische Studiclub di Surabaya pada tahun 1924. Indonesische Studieclub seiring perkembangannya kemudian menjadi Persatuan Bangsa Indonesia.
Budi Utomo bergabung ke dalam gerakan PPPKI (Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia) pada tahun 1927. PPPKI adalah sebuah gerakan yang Ir. Soekarno sebagai pelopornya. Meskipun demikian, Budi Utomo tetap berkecimpung pada kegiatan-kegiatan kebangsaannya.
Tahun 1928
Pada tahun 1928, Budi Utomo mengambil suatu langkah maju dengan menambah asas dan tujuan pergerakannya, yaitu turut berusaha mewujudkan cita-cita persatuan Indonesia. Ini adalah langkah bijak perjuangan, sebab pada saat itu semangat persatuan bangsa Indonesia sedang berkibar di bumi Nusantara. Dari situ terlihat bahwa Budi Utomo sedang berusaha memperluas gerakannya. Budi utomo tidak hanya mementingkan rakyat Jawa dan Madura, tetapi secara keseluruhan Budi Utomo juga memperhatikan persatuan Indonesia.
Tahun 1935
Usaha mencapai persatuan Indonesia dilanjutkan dengan melakukan fusi (bergabung) dengan PBI (Persatuan Bangsa Indonesia). Persatuan ini dipimpin oleh Soetomo. Hasil fusi ini membentuk Parindra (Partai Indonesia Raya). Dengan ini maka berakhirlah Budi Utomo yang berperan sebagai organisasi pergerakan di Indonesia.
Mengapa Budi Utomo tidak langsung terjun ke lapangan politik seperti organisasi yang kemudian lahir? Rupanya Budi Utomo menempuh cara dan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi pada waktu itu sehingga wajar jika Budi Utomo berorientasi pada kultural. Tindakan yang tepat ini berarti Budi Utomo tanggap terhadap politik kolonial yang sedang berlaku. Contohnya ialah bahwa pemerintah sudah memasang rambu Regeerings Reglement (RR) pasal 111 yang bertujuan membatasi hak untuk rapat dan berbicara, dengan perkataan lain adanya pembatasan hak berpolitik. Selama RR masih berlaku maka kegiatan Budi Utomo hanya terbatas pada bidang sosio-kultural. Ini merupakan bukti bahwa Budi Utomo selalu menyesuaikan diri dengan keadaan sehingga gerakan kultural lebih mewarnai kegiatan Budi Utomo pada fase awal. Kebudayaan sendiri dijunjung tinggi guna menghargai harkat diri agar mampu menghadapi kultur asing yang masuk.
(Prof.Dr. Suhartono : 2001 : 32)
Pada dekade ketiga abad XX kondisi-kondisi sosio-politik makin matang dan Budi Utomo mulai mencari orientasi politik yang mantap dan mencari massa yang lebih luas. Kebijakan politik yang dilakukan oleh pemerintah kolonial, khususnya tekanan terhadap pergerakan nasional maka Budi Utomo mulai kehilangan wibawa, sehingga terjadilah perpisahan kelompok moderat dan radikal dalam Budi Utomo. Selain itu juga, karena Budi Utomo tidak pernah mendapat dukungan massa, kedudukannya secara politik kurang begitu penting, sehingga pada tahun 1935 organisasi ini resmi dibubarkan. (M.C.Ricklefs : 1998 : 251)
Tujuan organisasi Budi Utomo tidak maksimal karena banyak hal, yaitu :
Soetomo merasa tidak puas dengan Budi Utomo. Penyebab ketidakpuasan itu adalah seiring berjalannya waktu asas kebangsaan Jawa pada Budi Utomo sudah tidak sejalan lagi dengan asas kebangsaan yang sifatnya nasionalis. Soetomo kemudian mendirikan Indonesische Studiclub di Surabaya pada tahun 1924. Indonesische Studieclub seiring perkembangannya kemudian menjadi Persatuan Bangsa Indonesia.
Indonesische Studieclub |
PPPKI |
Pada tahun 1928, Budi Utomo mengambil suatu langkah maju dengan menambah asas dan tujuan pergerakannya, yaitu turut berusaha mewujudkan cita-cita persatuan Indonesia. Ini adalah langkah bijak perjuangan, sebab pada saat itu semangat persatuan bangsa Indonesia sedang berkibar di bumi Nusantara. Dari situ terlihat bahwa Budi Utomo sedang berusaha memperluas gerakannya. Budi utomo tidak hanya mementingkan rakyat Jawa dan Madura, tetapi secara keseluruhan Budi Utomo juga memperhatikan persatuan Indonesia.
Tahun 1935
Usaha mencapai persatuan Indonesia dilanjutkan dengan melakukan fusi (bergabung) dengan PBI (Persatuan Bangsa Indonesia). Persatuan ini dipimpin oleh Soetomo. Hasil fusi ini membentuk Parindra (Partai Indonesia Raya). Dengan ini maka berakhirlah Budi Utomo yang berperan sebagai organisasi pergerakan di Indonesia.
PENYEBAB DAN KETIDAKHADIRAN ORGANISASI BUDI UTOMO
Mengapa Budi Utomo tidak langsung terjun ke lapangan politik seperti organisasi yang kemudian lahir? Rupanya Budi Utomo menempuh cara dan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi pada waktu itu sehingga wajar jika Budi Utomo berorientasi pada kultural. Tindakan yang tepat ini berarti Budi Utomo tanggap terhadap politik kolonial yang sedang berlaku. Contohnya ialah bahwa pemerintah sudah memasang rambu Regeerings Reglement (RR) pasal 111 yang bertujuan membatasi hak untuk rapat dan berbicara, dengan perkataan lain adanya pembatasan hak berpolitik. Selama RR masih berlaku maka kegiatan Budi Utomo hanya terbatas pada bidang sosio-kultural. Ini merupakan bukti bahwa Budi Utomo selalu menyesuaikan diri dengan keadaan sehingga gerakan kultural lebih mewarnai kegiatan Budi Utomo pada fase awal. Kebudayaan sendiri dijunjung tinggi guna menghargai harkat diri agar mampu menghadapi kultur asing yang masuk.
(Prof.Dr. Suhartono : 2001 : 32)
PENYEBAB BERAKHIRNYA ORGANISASI BUDI UTOMO DI INDONESIA
Pada dekade ketiga abad XX kondisi-kondisi sosio-politik makin matang dan Budi Utomo mulai mencari orientasi politik yang mantap dan mencari massa yang lebih luas. Kebijakan politik yang dilakukan oleh pemerintah kolonial, khususnya tekanan terhadap pergerakan nasional maka Budi Utomo mulai kehilangan wibawa, sehingga terjadilah perpisahan kelompok moderat dan radikal dalam Budi Utomo. Selain itu juga, karena Budi Utomo tidak pernah mendapat dukungan massa, kedudukannya secara politik kurang begitu penting, sehingga pada tahun 1935 organisasi ini resmi dibubarkan. (M.C.Ricklefs : 1998 : 251)
Tujuan organisasi Budi Utomo tidak maksimal karena banyak hal, yaitu :
- Adanya kesulitan finansial.
- Adanya sikap Raden Adipati Tirtokusumo yang lebih memperhatikan kepentingan pemerintah kolonial dari pada rakyat.
- Lebih memajukan pendidikan kaum priyayi dibanding rakyat jelata.
- Keluarnya anggota dari gologan mahasiswa.
- Bahasa Belanda lebih menjadi prioritas utama dibandingkan dengan Bahasa Indonesia.
- Priyayi yang lebih mementingkan jabatan lebih kuat dibandingkan jiwa nasionalisnya.
your welcome
ReplyDeleteHi,
ReplyDeleteI must appreciate you for providing such a valuable content for us. This is one amazing piece of article. Helped a lot in increasing my knowledge.
German Classes in Chennai
German Language Classes in Chennai
German Courses in Chennai
German Language Course in Chennai
AWS Training in Chennai
Big Data Analytics Courses in Chennai
Blue Prism Training in Chennai
German classes in Tnagar
You have provided a nice article, Thank you very much for this one. And I hope this will be useful for many people. And I am waiting for your next post keep on updating these kinds of knowledgeable things
ReplyDeleteDevOps Training in Chennai
R Training in Chennai
Automation Anywhere Training in Chennai
DevOps certification
DevOps Training in Anna Nagar
DevOps Training in Velachery
DevOps Training in Tambaram
DevOps Training in Adyar
DevOps Training in T Nagar
Good day! I simply would like to give you a huge thumbs up for your great information you have here on this post. I am returning to your website for more soon.
ReplyDeleteTech PC
It’s nearly impossible to find well-informed people on this subject, however, you seem like you know what you’re talking click here about! Thanks
ReplyDeleteI have read your blog its very attractive and impressive. Nice information. It helped me alot.keep it up!!
ReplyDeleteandroid training in chennai
android online training in chennai
android training in bangalore
android training in hyderabad
android Training in coimbatore
android training
android online training
mmorpg oyunlar
ReplyDeleteınstagram takipçi satin al
tiktok jeton hilesi
tiktok jeton hilesi
antalya saç ekimi
referans kimliği nedir
instagram takipçi satın al
INSTAGRAM TAKİPÇİ
mt2 pvp
en son çıkan perde modelleri
ReplyDeletelisans satın al
uc satın al
nft nasıl alınır
özel ambulans
minecraft premium
yurtdışı kargo
en son çıkan perde modelleri
MorphVOX Pro Crack with License Key is a program that helps change the look of your voice. It's presented by the screaming bee company. Free MorphVox Pro Key
ReplyDeleteGood content. You write beautiful things.
ReplyDeletekorsan taksi
vbet
hacklink
hacklink
sportsbet
mrbahis
mrbahis
taksi
sportsbet
sultangazi
ReplyDeleteordu
mardin
bodrum
sincan
BTM
maraş
ReplyDeletebursa
tokat
uşak
samsun
CHİZX
yurtdışı kargo
ReplyDeleteresimli magnet
instagram takipçi satın al
yurtdışı kargo
sms onay
dijital kartvizit
dijital kartvizit
https://nobetci-eczane.org/
R64İİ
salt likit
ReplyDeletesalt likit
dr mood likit
big boss likit
dl likit
dark likit
FEİ0
salt likit
ReplyDeletesalt likit
JJTW